Rabu, 09 Maret 2011

Berkunjung ke Rumah Upin & Ipin

Merchandise Upin Ipin (Foto: Ahmad Tarmizi)
Sengaja Botak
Berawal sebagai karakter sampingan, Upin & Ipin diciptakan tak "sempurna". Ada beberapa latar yang mengundang pertanyaan. Seperti, tentang siapa orangtua Upin & Ipin. Itu memang belum dipersiapkan, sehingga mereka dibuat menjadi anak yatim-piatu. "Karena enggak ada waktu, orangtuanya dibuat sudah meninggal, tapi belum dijelaskan kenapa," jawab Burhan seraya tertawa.
Upin & Ipin pun dibuat kembar agar terlihat lucu, sedangkan kepala botak untuk menghemat. "Dalam animasi membuat rambut helai per helai itu memakan waktu dan biaya. Jadi mereka dibuat botak saja."
Nama Upin & Ipin pun memiliki filosofi sendiri, yakni akronim dari U & I (You and I ). Sementara frase "Betul betul betul!" adalah jargon yang sengaja diciptakan untuk mengingatkan pada sang tokoh dan mudah ditirukan. Selain Upin & Ipin, tokoh lain juga memiliki kekhasan masing-masing. Seperti karakter Mail yang pedagang (juga) punya jargon, "Dua Singgit, dua singgit, dua singgit."

Dengan misi mendidik, Ainun amat hati-hati menjaga tabiat, dialog, dan karakter para tokoh. Sebab, wanita yang senang dengan anak-anak ini menyadarai, seorang bocah amat mudah meniru apa yang ditonton. "Untuk itu Upin & Ipin menghindari adanya perkelahian dan melawan orangtua," ujar Ainun yang punya tugas menyeleksi pemilihan kata dalam dialog.
Restoran Upin Ipin (Foto: Ahmad Tarmizi)
Dengan standar kualitas yang terjaga, Ainun tak ingin dibuat tergesa-gesa dalam membuat cerita demi mengikuti keinginan pasar. Dalam sebulan Les' Copaque mampu menciptakan 4 episode (masing-masing 7 menit). Mereka belum ingin menciptakan cerita dengan tokoh lain, sampai Upin & Ipin dianggap stabil dan mantap. Toh, bagi mereka Upin & Ipin merupakan tambang emas yang belum dieksplorasi secara maksimal.
Beberapa rencana ke depan, Theme Park Upin & Ipin akan didirikan di Ma­laysia dan memaksimalkan penjualan merchandise Upin & Ipin ke mancanegara. Selain itu, mereka akan mendirikan Les' Copaque di Indonesia.
Kabar baru lainnya, Ahmad Dhani telah menyelesaikan lagu Upin & Ipin . Kata Burhan, bos Republik Cinta Management itu butuh waktu 2 bulan untuk menciptakannya. Lagu itu akan dinyanyikan band anak-anak Dhani (Al, El, dan Dul), The Lucky Laki. "Anak-anak Dhani penggemar Upin & Ipin . Dhani lah yang menawarkan diri untuk menciptakan lagu itu."
Anak Ikang-Marisa
Chikita Fawzy (Foto: Ahmad Tarmizi)
Kini Les' Copaque punya sekitar 80 karyawan. Semuanya berusia muda (20-30an) dan sudah dianggap anak oleh Burhan-Ainun. Hanya saja, dari tiga anak muda yang menggagas Upin & Ipin , dua di antaranya memutuskan hengkang dari Les' Copaque (Nizam & Safwan) dan mendirikan PH lain. Hanya Usamah (Pengarah Kreatif) yang bertahan.
Yang cukup menarik di antara 20 animator, ada seorang remaja Indonesia bernama Chikita Fawzi atau Kiki. Ia adalah anak bungsu dari pasangan Ikang Fawzi-Marisa Haque.
Kiki adalah mahasiswa Multi Media University Jurusan Film & Anima­tion. Ia mengaku tertarik bekerja di Les' Copaque karena jatuh cinta dengan karakter Upin & Ipin. "Mereka lucu banget, sampai dalam hati saya berjanji akan belajar di sini, eh tercapai," kata remaja yang sudah 3 tahun belajar di Malaysia ini.
Kiki menekuni bidang animasi, karena menurutnya amat menyenangkan dan membuat hatinya bahagia. "Saya ingin me­mulai karier dari sini, meski orangtua meminta saya cepat pulang. Saya lebih suka bekerja di belakang layar. Saya tak tertarik bermain film atau politik seperti orangtua atau kakak," sebut Kiki yang direncanakan akan mengisi suara untuk karakter Susanti (anak dari Indonesia) di Upin & Ipin .
Siapa saja profil dari pengisi Upin & Ipin , akan ditampilkan di Nova edisi berikutnya

Sumber : http://www.tabloidnova.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar